Bika Ambon, Si Manis dari Medan Bikin Lidah Berdendang

Di antara deretan kue tradisional Nusantara yang kaya rasa dan sejarah, Bika Ambon punya tempat tersendiri di hati para pecinta kuliner. Warnanya kuning keemasan, aromanya harum semerbak dan teksturnya kenyal, berserat serta berongga. Satu gigitan bisa bikin kita mengangguk puas, tapi di balik kelezatannya, Bika Ambon juga menyimpan cerita yang menarik.

Awalnya makan kue kuning ini, saat ikut pelatihan jurnalistik di kota Medan. Saat itu, kita disuguhkan kue khas kota Melayu Deli ini. Tadinya sempat berpikir bahwa Bika Ambon, kue khas dari kota Ambon ternyata saya salah.

Bika Ambon, diambil dari nama Jalan Ambon di kota Medan, jalan tersebut merupakan tempat pertama kali Bika itu dijajakan. Nah, sejak saat itu, mulai populer dan melekat sampai banyak orang yang bingung terkait asal usul Bika Ambon.

Bika Ambon memiliki rasa manis yang khas, dengan sentuhan gurih dari santan dan aroma segar daun jeruk purut. Tapi yang paling membedakan adalah tekstur berserat dan berlubang-lubang kecil di dalamnya—hasil fermentasi alami dari campuran air nira (tuak aren) dan ragi yang membuat adonannya mengembang dengan karakter unik.

Setiap potongannya kenyal di mulut, namun tetap lembut dan tidak terlalu padat. Proses pemanggangan dilakukan perlahan agar bagian atas dan bawahnya membentuk kulit tipis yang kering, sementara bagian dalam tetap lembab dan legit.

Bika Ambon salah satu bukti bahwa kuliner Indonesia sangat kaya tak hanya dalam rasa, tapi juga dalam cerita. Di balik potongan kue yang sederhana, ada proses panjang, sejarah lokal, dan cinta pada tradisi yang tak lekang oleh waktu.

Jadi kalau kamu berkunjung ke Medan, pastikan Bika Ambon masuk daftar buruan kulinermu karena kadang yang terlihat sederhana justru menyimpan kelezatan paling juara.

Dilansir dari berbagai sumber, proses pembuatan Bika A,bon butuh ketelatenan. Tak seperti kue bolu biasa yang bisa langsung dipanggang setelah diaduk, adonan Bika Ambon harus diistirahatkan selama beberapa jam agar fermentasi bekerja. Setelah itu, adonan dipanggang dalam loyang khusus hingga bagian atasnya kering dan bagian dalamnya matang sempurna.

Banyak penjual Bika Ambon asli Medan masih mempertahankan proses pemanggangan tradisional dengan bara api, untuk menjaga cita rasa autentik. Tak heran, satu loyang Bika Ambon bisa membutuhkan waktu berjam-jam untuk siap dinikmati.

Bika Ambon sering dijadikan oleh-oleh khas dari Medan. Tak lengkap rasanya pulang dari kota ini tanpa membawa kotak kuning berisi Bika Ambon legit. Varian rasanya kini makin beragam—ada original, pandan, keju, bahkan durian namun yang klasik tetap jadi favorit.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *