Tak Ada Kata Miskin untuk Tamu Allah

Menunaikan ibadah haji semata bukan soal biaya, tetapi niat yang tulus dan usaha yang tidak mengenal lelah. Tidak ada batasan untuk menjadi tamu Allah, asalkan kita memiliki niat yang kuat dan usaha yang sabar.

Seperti halnya Pak Legiman, salah seorang warga Glagah Ombo, kecamatan Ambarawa, Jawa Tengah. Tahun ini, berangkat haji bersama istrinya. Kisahnya sungguh sangat menginspirasi jutaan umat Islam.

Niatnya yang kuat, menguatkan langkahnya untuk terus bekerja sebagai pemulung. Mengumpulkan barang bekas dan menjadikan rupiah. Dari hasil barang rongsokan itulah di menabung untuk menunaikan rukun Islam yang ke lima.

Menabung seribu rupiah perhari tentu bukan hal yang mudah, apalagi untuk niat berdiri di depan Baitullah. Banyak proses panjang yang harus dilalui. Namun, Legiman tetap menyisihkan penghasilannya sejak 1986.

Laki-laki berusia 66 tahun ini pun menceritakan awal mula menabung haji tahun 1986. Kala itu, dia bekerja pada Dinas Pekerjaan Umum yang gaji perbulannya sebesar Rp18.000 rupiah. Dari hasil kerja tersebut pun dia sisihkan 1000 rupiah untuk dikumpulkan agar bisa menabung haji.

Lambat laun, dia merasa bahwa menabung sebesar Rp1000 perhari tidaklah cukup. Sehingga dia pun mulai menggeluti pekerjaan sebagai pengumpul barang bekas.Daei hasil kerja kerasnya itu, Legiman bisa mendapatkan uang tambahan Rp20-40 ribu perhari. Uang itu pun langsung disimpan di Bank.

Tahun 2012 dia tidak menyangka tabungannya sudah terkumpul sebanyak Rp54 juta cukup untuk tabungan haji dua orang. Iya beranggapan uang sebesar itu sudah mencakup keseluruhan berangkat haji, ternyata masih ada tambahan lagi.

Namun, tidak membuatnya patah semangat. Sebaliknya dia terus bekerja keras agar bisa mencukupkan tabungannya. Saat dia tahu jadwal pemberangkatannya tahun 2026. Ternyata tahun ini, dia dan istrinya telah dipanggil untuk melaksanakan ibadah haji.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *