Hujan dan angin bersamaan menyapa bersamaan menghadirkan pagi yang dingin dan hari terasa sunyi, menghadirkan rasa malas beranjak dari pembaringan yang empuk. Sambil memainkan ponsel, Saya membuka sejumlah media online, lalu mencari berita viral di media sosial. Ada satu berita yang membuat perasaanku sedih, hampir semua portal mengangkat cerita tentang seorang bayi ditemukan dalam kardus.
Sejenak sekujur tubuhku merinding, kuperhatikan wajah bayi yang tidak berdosa itu. Wajahnya sangat gagah, matanya tertutup rapat, rambutnya hitam dan padat, tubuhnya beralaskan selimut dan ditutupi sarung bantal. Dia ditemukan dalam kardus, seperti yang diberitakan seorang laki-laki tua yang setiap hari bekerja mencari kardus bekas dan menemukan bayi tersebut pagi hari sekira pukul 07.00 WIB Kamis (17/05/20205). Lokasi tempat ditemukan bayi tersebut di depan bangunan gudang baru PT Waxinda, Jepara.
Di atas tubuh sang bayi, ditemukan kertas dengan tulisan, “Maaf ya belum bisa merawat kamu karena masih ngekos, makan aja susah. Tolong titipin ke panti aja, yang mau merawat makasih ya. BTW anaknya cowok,”
Sejenak berita itu membuatku tidak percaya jika ibu yang melahirkan dengan susah payah, telah membuang buah hatinya. Anak yang di kandung selama sembilan bulan yang selama itu, mungkin dia mempertaruhkan hidupnya berusaha menjaga dirinya agar anaknya terlahir dengan selamat. Namun, sehari setelah sang buah hatinya lahir dia bahkan meninggalkannya padahal sangat membutuhkan kasih sayang dan ASI. Bayi yang tidak berdosa itu, belum membutuhkan makanan dan minuman seperti isi surat yang ditulis ibu sang bayi. Dia hanya membutuhkan kasih sayang dari orang tuanya, membutuhkan perhatian dan pelukan hangat dari orang yang telah melahirkannya.
Anak adalah titipan Tuhan yang harus dijaga dengan baik, dirawat dan dibesarkan oleh orang tuanya. Semua ibu di dunia ini, akan mempertaruhkan hidupnya demi untuk anak yang dilahirkannya, sesungguhnya seorang ibu memiliki hati yang lembut jika sudah menyangkut masalah anak. Sekalipun dia marah terhadap anaknya tetapi, marahnya bukan marah yang menyakiti.
Namun, beberapa tahun terakhir ini., banyak ibu yang mencelakai anak-anaknya disebabkan faktor ekonomi. Ada bayi yang ditelantarkan, di buang bahkan di bunuh oleh ibu kandungnya sungguh sangat menyedihkan mendengarnya. Dibeberapa daerah bahkan ada bayi dibuang dan tidak dapat diselamatkan lagi. Banyak juga anak yang baru lahir dibuang oleh orang tuanya diadopsi oleh orang lain dan mendapatkan kasih sayang yang layak.