Saat Ibu Telah Berpulang, Levina Berangkat Penuhi Panggilan-Nya

Haji adalah kewajiban sekali seumur hidup bagi setiap Muslim dan Muslimah yang mampu baik dari segi fisik, mental, maupun finansial tanpa melihat usia. Melaksanakan rukum islam yang ke lima yakni Naik haji bagi orang yang mampu, semua umat islam memiliki mimpi yang indah untuk ke sana.

Namun, tidak semua umat islam juga bisa sampai ke Tanah Suci jika tidak mendapatkan panggilan atau undangan dari Allah SWT. Banyak orang kaya tetapi, tidak mampu untuk melaksanakan ibadah haji. Sebaliknya banyak yang kurang mampu namun mendapatkan panggilan untuk sampai tanah suci menginjakkan kaki ke tanah haram. Usia tua atau pun muda bukanlah satu jaminan bisa berdiri di depan Baitullah.

Levina Istiazah, salah seorang warga Jawa Tengah, saat ini sudah berada di tanah suci sebagai salah satu Jemaah Calon Haji (JCH) dan tercatat sebagai jemaah temuda berusia 18 tahun. Perempuan kelahiran 2006 ini, menjadi sorotan hingga beritanya viral di sejumlah media sosial, usianya masih belia. Saat teman-temannya sibuk mengeyam pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab (STIBA) Pesantren Ar-Rayah, Sukabumi, Jawa Barat. ia justru memegang erat paspor dan tiket menuju Tanah Suci.

Sebagai cintanya pada seorang ibu yang telah berpulang sejak tahun 2021, Levina pun dengan membesarkan niat dan hatinya menuju Baitullah menggantikan posisi ibunya. Levina mengakui bahwa yang seharusnya berangkat menunaikan ibadah haji adalah Mamahnya.

Perempuan yang melahirkannya itu, mendaftar haji tahun 2012 dan mendapatkan porsi keberangkatan tahun 2025 artinya sang Mamah menunggu selama kurang lebih 13 tahun. Namun, belum sampai waktunya Mamahnya meninggal tahun 2022.

Levina tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 15 Embarkasi Solo (SOC 15). Dia terbang ke Tanah Suci pada 5 Mei 2025, pukul 12 siang WIB. Ia dan ayahnya sempat menunggu 24 jam di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, sebelum akhirnya berangkat menunaikan rukun Islam kelima.

Levina sebagai salah satu menunaikan iabadah haji bukan soal usia, tapi soal kesiapan hati dan kemampuan diri. Jika Allah sudah mengizinkanmu berangkat lebih dulu, jangan tunda hanya karena merasa “terlalu muda”. Justru itu karunia besar kesempatan menyucikan diri, memperbaiki hidup, dan menjadi hamba yang lebih dekat kepada-Nya sejak dini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *