Aidil dan Syamsul, Potret Lapar di Hari Kemerdekaan

Pagi itu, saat membuka ponsel, saya dikejutkan oleh sebuah berita yang sedang viral di media sosial. Dua bocah terekam sedang memungut kue dari kardus berisi sisa makanan para tamu undangan pada upacara peringatan 17 Agustus 2025. Video tersebut sungguh mengharukan sekaligus menyayat hati siapa pun yang melihatnya.

Dalam video tersebut, tampak dua orang anak berusia sekira tujuh tahun mengenakan kaos cokelat. Mereka terlihat jongkok di sela-sela kursi yang berjejer rapi. Kursi itu baru saja ditinggalkan para tamu undangan usai upacara di Lapangan Sultan Hasanuddin, Kabupaten Gowa, Sabtu pagi tanggal 17 Agustus 2025.Dua bocah tersebut, membuka dos putih berisi snack, ada beberapa yang masih utuh. Mereka lalu, mengumpulkan nya dalam satu kantong plastik.

Saya pun mencoba mencari beberapa artikel yang membahas kisah anak tersebut. Sejumlah artikel menuliskan kisahnya, ternyata mereka bernama Aidil dan Syamsul. Kue-kue tersebut, tidak ingin di makan sendiri. Mereka mengumpulkan untuk di bawah pulang ke rumah, makan bersama kedua orang tuanya.

Sungguh, sebuah potret sederhana yang menyayat hati. Di tengah gegap gempita perayaan kemerdekaan, masih ada anak-anak yang harus berjuang dengan caranya sendiri demi sekadar mengisi perut.

Video Aidil pun viral, mengetuk hati banyak orang. Ada yang merasa iba, ada pula yang merenung dalam-dalam, betapa kemerdekaan yang kita rayakan setiap tahun belum sepenuhnya dirasakan oleh semua anak bangsa.

Kemerdekaan bukan hanya soal upacara dan bendera yang berkibar megah. Ia seharusnya juga berarti terbebas dari lapar, terbebas dari kesenjangan, dan menghadirkan kesempatan hidup layak bagi setiap warga, termasuk anak-anak seperti Aidil.

Kisah Aidil mengingatkan kita, bahwa tugas bangsa ini belum selesai. Di balik senyum polosnya, ada pesan yang tak boleh kita abaikan: kemerdekaan adalah janji yang harus diwujudkan, agar setiap anak Indonesia bisa merasakannya dengan utuh.

Aidil dan Syamsul adalah siswa SD Inpres Bertingkat di Kabupaten Gowa. Mereka tinggal di Jalan Beringin Kompleks Agus Salim. Kedatangan mereka ke Lapangan Sultan Hasanuddin pada Sabtu, 17 Agustus 2025, semata-mata hanya untuk menonton suasana peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.

Bukan hanya Aidil dan Syamsul, banyak pula anak-anak lain yang datang dengan antusias. Bagi mereka, momen 17 Agustus adalah sesuatu yang luar biasa, momen yang hanya bisa mereka saksikan sekali dalam setahun. Sebuah perayaan yang tidak hanya menghadirkan upacara, tetapi juga menumbuhkan rasa bangga dan kagum di hati anak-anak kecil yang menyaksikannya.

Siapa sangka, aksinya mengumpulkan makanan viral dan mengetuk hati Kapolres Gowa AKBP Muh. Aldy Sulaiman, ia langsung mengunjungi rumah keluarga keduanya. Kunjungan tersebut menjadi bentuk perhatian sekaligus dukungan moral dari jajaran kepolisian kepada Aidil, Syamsul, dan keluarga mereka.

Masya Allah! Tak hanya datang bersilaturahmi, AKBP Aldy juga berencana mengundang kedua anak itu ke Mapolres Gowa. Dalam kesempatan tersebut, ia akan memberikan hadiah berupa sepeda baru sebagai bentuk kepedulian sekaligus motivasi bagi Aidil dan Syamsul.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *